
Gonjang – ganjing tentang dugaan banyak pihak adanya kecurangan dalam penyelenggaraan ujian nasional telah meresahkan pihak sekolah terutama guru yang secara langsung mengawasi pelaksanaan UN di kelas. Mengapa guru yang dicurigai? Jika ada dugaan adanya ketidakjujuran, benarkah guru pelakunya, seburuk itukah mental guru sebagai pendidik, seakan sulit dipercaya.
Guru adalah sosok insan yang punya kewajiban moral menanamkan nilai – nilai kejujuran dan kebenaran pada anak didik. Karenanya sulit dipahami, bahkan sulit dipercaya jika guru melakukan ketidakjujuran kepada anak didiknya sendiri. Namun guru adalah juga manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan lupa. Kalaupun guru berbuat senekad itu tentu ada kekuatan pendorongnya. Kekuatan pendorong itu bisa dalam bentuk preasure dari pihak tertentu atau mungkin juga karena situasi yang memaksa. Sebagai contoh, jika memang ada guru yang melakukan ketidakjujuran dalam pengawasan UN, apakah pimpinan sekolah tidak mengetahui, jika tidak mengetahui, alangkah naifnya, jika mengetahui mengapa tidak diambil tindakan, setidaknya dihentikan. Demikian pula, jika pimpinan sekolah sengaja membiarkan ketidakjujuran itu terjadi, apakah instansi terkait seperti pengawas atau dinas pendidikan setempat tidak mengetahui hal itu. Selanjutnya, jika instansi terkait mengetahui dan sengaja membiarkan hal itu terjadi, apakah pejabat yang ada di atasnya tidak menegetahui atau sengaja membiarkan hal itu terjadi.
Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menuding pihak tertentu, baik di tingkat sekolah, instansi terkait maupun pejabat yang ada di atasnya. Namun, semata-mata ditujukan agar semua pihak melakukan fair play dalam penyelenggaraan UN. Tentu kita semua berharap hasil UN itu memiliki nilai akuntabilitas, validitas yang tinggi. Mari kita hilangkan rasa saling mencurigai dalam penyelenggaraan UN karena hal itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Begitu pula pihak penyelenggara UN baik guru yang bertugas sebagai pengawas, pimpinan sekolah dan dinas instansi terkait agar melaksanakan UN dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran, objektivitas dan akuntabel. Ketidak jujuran dalam penyelenggaraan UN hanya akan melahirkan generasi yang penuh kepalsuan dan sangat membahayakan masa depan bangsa yang sangat kita cintai ini. Jika hal itu terjadi yang menjadi korban masa depan adalah semua elemen bangsa temasuk insan yang tidak bersalah sama sekali.
Tulisan ini untuk meyakinkan kita semua bahwa masih sangat banyak pihak yang mempercayai kejujuran dan itikad baik para penyelenggara pendidikan, oleh karenanya, mari kita buktikan, kita memang patut dipercaya.
0 komentar:
Posting Komentar