Oleh: Dr. Abdurrahman, M.Si
Pendidikan sains memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, kita tidak dapat lepas dari pengaruh perkembangan dan produk sains berupa teknologi yang semakin luar biasa. Dunia yang kita diami ini, akan senantiasa terus dipenuhi dengan produk sains yang membuat setiap orang membutuhkan pengetahuan dan cara berpikir ilmiah tentang sains. Dengan demikian, sains yang sarat akan kegiatan berpikir dapat menjadi wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama untuk membangun keterampilan berpikirnya. Pembentukan keterampilan ini sangat menentukan dalam membangun kepribadian dan pola tindakan insan Indonesia, oleh karena itu modus pemberdayaan pembelajaran sains harus dikembangkan pada pembekalan keterampilan bepikir tingkat tinggi. Pendidikan sains juga dapat membantu seseorang untuk mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir, sehingga mereka memiliki sejumlah kemampuan untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Sains memiliki catatan panjang dan penuh keberhasilan dalam menciptakan pengetahuan baru yang diaplikasikan pada berbagai pengalaman manusia dalam skala luas dan mendorong pengembangan teknologi. Sains merupakan jantung informasi baru dan teknologi komunikasi yang telah mengubah secara drastis kehidupan kita dalam dekade terakhir. Dari pandangan global dan historis, sains, sebagai suatu mata pelajaran, sungguh luar biasa sukses dalam sejumlah bidang, mampu menyediakan secara instan metode lebih generik dalam analisis untuk menyelesaikan masalah kompleks dalam kehidupan manusia. Namun sains, sebagai mata pelajaran di sekolah, belum mendapatkan tanggapan yang baik dari peserta didik. Oleh karena itu, saintis atau guru bahkan peminat sains umumnya mempunyai masalah sangat besar dalam upaya menyajikan sains secera lebih bermakna dan membuat generasi muda tertarik belajar sains.
Kemampuan penguasaan konsep sains sangat berkaitan dengan bagaimana menggunakan berbagai bahasa sains dalam pembelajarannya seperti kata (oral dan menulis), visual (diagram gambar, grafik, simulasi dan animasi), simbol dan persamaan (rumus), gerak-gerik tubuh (gesture), bermain peran, dan lain-lain, yang akan memungkin mahasiswa mempelajari sains melalui pengembangan kemampuan mental berpikir dengan baik, inilah yang dinamakan pendekatan multimodal atau multiple representations. Multimodality mengacu pada pengintregasian topik-topik pembicaraan di bidang sains dari model-model yang berbeda untuk menyampaikan penjelasan-penjelasan dan penemuan-penemuan tentang sains. Konsep yang sama disampaikan ulang menggunakan bentuk yang berbeda atau ”multiple representation” dalam verbal, numerikal, visual atau model-model gerakan. Fokus pada pada pemikiran dan penyampaian multimodal mendorong murid-murid untuk mengkoordinasi penyampaian tentang pengetahuan sains mereka secara berbeda-beda.
Secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai cara penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Meskipun model linguistik yang berfokus pada oral dan teks tertulis sering dianggap sebagai kunci model komunikasi, model-model lain seperti visual, simbol, image tidak bergerak, animasi grafik, model-model fisik, isyarat dan gerakan juga mempunyai peran yang penting dalam proses belajar dan mengajar. Siswa belajar lebih efektif ketika mereka mengolah informasi dengan berbagai macam cara, maka pendekatan multimodal representasi untuk belajar dan mengajar menjadi sesuatu yang sangat berpotensi menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Melalui representasi yang mulimodal akan menciptakan suasana pembelajaran dengan peran aktif seluruh potensi yang dimiliki mahasiswa, mengaktifkan kemampuan belajar (learning ability) mahasiswa baik minds-on maupun hands-on (men-generate sendiri format representasi tertentu).
0 komentar:
Posting Komentar