Jumat, 08 Juli 2011

PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dalam Membangun Karakter Anak Didik

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah tulang punggung kemajuan suatu negara, menentukan tinggi rendahnya derajat dan kedudukan bangsa. Pendidikan yang benar dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral dan memiliki etos kerja dan inovasi karya yang tinggi. Seluruh negara-negara maju sungguh telah meletakkan kebijakan pendidikan pada posisi terdepan: mendukung, mengawal dan terus memperbaiki sistem pendidikan bagi rakyatnya.
Pendidikan memikul beban amanah yang sangat berat, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba , yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya yakni “khilafah fil ardl”. Oleh karena itu pendidikan berarti merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai: makhluq yang: beriman, berfikir, dan berkarya untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya.
PENDIDIKAN adalah tanggung jawab bersama. Setiap kita bertanggung jawab terhadap pendidikan bangsa ini. Tidak hanya bagi mereka yang terjun di lembaga pendidikan formal seperti guru, dosen dan sebagainya, tapi semuanya. Pemahaman ini yang harus tertanam terlebih dahulu. Pendidikan tidak sama dengan sekolah. Cakupannya luas tak terbatas .Sekolah hanya satu bagian kecil dari sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya terpaku pada transfer materi dari guru ke murid. Pendidikan harus utuh dan menyeluruh, meliputi semua aspek dalam kehidupan seorang muslim. Pendidikan harus berorientasi pada terbentuknya individu-individu yang memiliki karakter /jati diri (kepribadian) yang syaamil (lengkap, utuh - menyeluruh). Kepribadian yang utuh dan menyeluruh inilah yang saat ini tengah hilang dari kehidupan banyak masyarakat yang mengaku beragama Islam.
Seorang pemikir Islam sekaligus juru bicara gerakan Ikhwanul Muslimin di dunia barat bernama Asy-Syaikh Kamal Halbawy pernah mengutarakan hasil pengamatannya terhadap kondisi umat Islam di penghujung abad 20 menjelang memasuki abad 21. Salah satu di antara tujuh fenomena yang digarisbawahi olehnya ialah Dhoyya al-Hawiyyah al Humayyizah (hilangnya kepribadian istimewa) di kalangan kaum muslimin.Ia berpendapat bahwa di era globalisasi ini sebagian kaum muslimin tidak utuh dalam menampilkan karakter (kepribadian) Islam.
UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang di dalam Pasal 28B Ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan Pasal 31 Ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, Depdiknas sebagai penanggungjawab pendidikan nasional mempunyai visi sebagai berikut. ”Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif” Untuk mewujudkan visi pendidikan transformatif tersebut Depdiknas telah menetapkan misinya yaitu: “ Mewujudkan Pendidikan yang Mampu Membangun Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif dengan Adil, Bermutu, dan Relevan untuk Kebutuhan Masyarakat Global”
Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang strategis dalam pencapaian misi pendidikan nasional, karena dalam pendidikan agama Islam yang sebenarnya terkandung makna yang dalam tentang hidup dan kehidupan. Islam adalah Minhajul Hayah (Way of Life). Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memberikan bekalan yang kokoh kepada peserta didik tentang hidup dan kehidupan.

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Dari sekian banyak aliran filsafat yang memberikan pijakan akan hakikat pendidikan, penulis meyakini bahwa Islam merupakan pijakan yang paling kokoh, karena bersandar pada nilai-nilai kebenaran mutlaq (Wahyu). Filsafat Pendidikan Islam memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
Pendidikan merupakan sebuah proses pemberdayaan manusia untuk membangun suatu peradaban yang bermuara pada wujudnya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin.
Hakikat Pendidikan Islam adalah mengajarkan, mengasuh, melatih, mengarahkan, membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik dalam rangka menyiapkan mereka merealisasikan fungsi dan risalah kemanusiaannya di hadapan Allah SWT: yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dan menjalankan misi kekhilafahnnya di muka bumi sebagai makhluk yang berupaya memakmurkan kehidupan dalam tatanan hidup bersama dengan aman, damai dan sejahtera. Kongres se-Dunia ke II tantang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad, merumuskan bahwa: ” Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (inteletual), diri manusia yang rasional; perasaan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya menacakup pengem,bangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spritual, intelektual, ianajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif; dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaiakn dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketudukan yangsempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia”. Oleh karena itu pendidikan seharusnya diarahkan kepada upaya ma’rifah terhadap Allah SWT dalam upaya mengokohkan tali hubungan denganNya sebagai Rob, Pencipta, Pemelihara dan Penguasa alam raya, dan kemampuannya meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama makhluk di alam fana ini guna bersama merealisasikan dan menigimplementasikan nilai-nilai ilahiyah sehingga tercipta kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama dan semua.

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a) Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan diri; Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk Allah yang dapat dididik dan dapat mendidik. Potensi itu ada dengan adanya pemberian Allah berupa akal-pikiran, perasaan, nurani, yang akan dijalani manusia baik sebgai makhluk individu maupun sebagai makhluk yang bermasarakat. Potensi yang besar tidak akan bisa kita manfaatkan jika kita tidak berusaha untuk mengaktifkan, mengembangkan dan melatihnya. Hal itu membutuhkan sebuah proses yang akan memakan waktu, tenaga bahkan biaya, tetapi mengingat potensi yang luar biasa yang kita akan raih hal itu tidak ada artinya apa-apa. Jadi pendidikan adalah proses untuk mengembangakan potensi diri.
b) Pendidikan Islam; pendidikan yang bebas; Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan berkehendak dan berbuat yang diberikan Allah kepada manusia, kebebasan ini tentunya terikat dengan hukum syara’. Kebebasan disini berarti manusia bebas memilih prosesnya masing-masing dari prinsip ini seorang pendidik tidak bisa memaksa anak didik untuk menentukan pilihan yang harus dijalani anak didik. Pendidik hanya mengarahkan kemana potensi yang dominan yang bisa dikembangkan oleh peserta didik tersebut.
c) Pendidikan Islam penuh dengan nilai insaniah dan ilahiyah; Agama Islam adalah sumber akhlak, kedudukan akhlak sangatlah penting sebagai pelengkap dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di bumi. Pendidikan merupakan proses pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan nilai-nilai moral pada anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus dikedepankan, pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendidikan akhlak atau nilai dalam setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan mengutamakan fadhilah dan sendi moral yang sempurna .
d) Prinsip Keseimbangan hidup; Dalam pendidikan Islam prinsip keseimbangan meliputi; (i). Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, (ii). Keseimbangan antara kebutuhan jasmanai dan rohani, (iii). Keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial, (iv). Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal. Prinsip ini telah ditegaskan dalam al-Qur'an (Al-Qashas;77); ‘ dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan kepadamau (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jaganlah kamu melupakan kebahagiaan dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…’
e) Prinsip Persamaan; Kesempatan belajar dalam Islam sama antara laki-laki dan perempuan, oleh karena itu kewajiban untuk menuntut ilmu juga sama. Sistem pendidikan tidak mengenal perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang orang itu jika dia mau menuntut ilmu. Semua punya potensi yang sama untuk di didik dan punya kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam pendidikan.
f) Prinsip seumur hidup, sepanjang masa; Pendidikan yang dianjurkan tidak mengenal batas waktu, tidak mengenal umur. Seumur hidup manusia harunya terdidik, mulai dari lahir sampai ke liang lahat. Seluruh kehidupan kita digunakan sebagai proses pendidikan, sebagai proses untuk menjadi hamba yang baik, menjadi insan kamil.
g) Prinsip Komprehensif/Menyeluruh. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang utuh, seluruh dimensi yang ada dalam diri manusia tak luput dari perhatian pendidikan Islam. Pendidikan Islam meliputi pendidikan: a. Pendidikan Keimanan (aqidah), b. Pendidikan Moral (Akhlaq), c. Pendidikan Fisik, d. Pendidikan intelektual, e. Pendidikan Psikis, f. Pendidikan Sosial, g. Pendidikan seksual

PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selama ini pendidikan agama dianggap belum mampu secara efektif memainkan perannya sebagai penegak sendi-sendi moralitas dalam diri individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan itu di antaranya disebabkan oleh kecenderungan pendidikan agama yang bersifat normatif dan tekstual, yang lebih menekankan pada proses pewarisan agama daripada menjadikan anak didik dapat mencari pengalaman keberagamaan, serta terpenuhinya diri anak didik dengan nilai-nilai moralitas-spiritualitas agamanya Pendidikan agama ‘berjalan ditempat’, berlangsung dengan metode dan pendekatan yang monoton, kurang relevan dan aktual bila dikaitkan dengan berbagai fenomena dan persoalan yang ada dan dihadapi oleh individu, keluarga dan masyarakat.
Padahal, Pendidikan Agama Islam sesungguhnya dapat memainkan peran yang strategis. Peran Pendidikan Agama Islam antara lain :

1. Membentuk sikap dan kepribadian yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip nilai keilahiyahan. Dengan aqidah yang benar, seorang muslim akan mampu menunjukkan sikapnya yang tegar, tsabat, istiqomah dan selalu berfihak dan membela al Haq.
2. Memompa semangat keilmuan dan karya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu berfikir dan berkarya. Doktrin Islam adalah: ”sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat bagi orang lain”
3. Membangun karakter/pribadi yang saleh : selalu menegakkan nilai-nilai dan praktek ibadah. Pendidikan agama Islam mendidik dan mendisiplinkan pemeluknya untuk selalu taat beribadah kepada Allah SWT. Dengan perilaku ibadah yang bersih, niscaya akan terbentuk karakter muttaqien, selalu menjauhi perilaku negatif dan destruktif
4. Membangun Sikap Peduli: Islam selalu mengajarkan sikap peduli kepada orang lain, hewan dan lingkungan. Sikap peduli akan melahirkan sikap yang selalu membangun dan memecahkan segala permasalahan sosial.
5. Membentuk pandangan yang visioner, berfikir, bekerja dan bertindak untuk kepentingan masa depan.

Dengan prinsip dan peran strategis tersebut, Pendidikan Agama Islam dapat berperan dan berfungsi efektif bagi pembangunan karakter bangsa, terutama dalam konteks zaman pembangunan bangsa di masa kini. Pendidikan Agama Islam sangat relevan untuk menghidupkan pembangunan demokrasi, pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi kerakyatan, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan jatidiri dan budaya bangsa, kepemimpinan, hak azasi, perlindungan dan pemberdayaan kaum perempuan, penekanan tingkat kriminalitas, pemeliharaan lingkungan, peningkatan toleransi dan keberagaman.


PENUTUP
Pendidikan Islam pada intinya adalah bertujuan mengembangkan potensi fitrah manusia agar berkembang secara optimal, sehingga kelak si peserta didik dapat menjalankan amanah penciptaannya, yaitu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Menjadi khalifah artinya menjalankan misi kepemimpinan dan pemeliharaan akan hidup dan kehidupan di atas muka bumi agar tercipta masyarakat yang adil, aman dan sejahtera.
Pendidikan Islam pada dasarnya berpijak pada pesan dan nilai dasar yang terkandung dalam AlQur’an dan Hadis Nabi, untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan yang berisi kemakmuran dan kesejahteraan, ketertiban dan perdaiaman, keagungan budaya. Pendidikan Agama Islam bermuara kepada terbentuknya rahmatan lil ‘alamin. WaLlahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More