Jumat, 08 Juli 2011

BETAPA SULIT GURU MERUBAH STRATEGI PEMBELAJARANNYA


Oleh Bujang Rahman
Dekan FKIP Unila.


Salah satu sasaran Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah memperbaiki dan mengembangkan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hampir semua sependapat bahwa, mutu pendidikan bermuara pada strategi pembelajaran oleh guru. Strategi pemebelajaran itu bersifat dinamis, tidak statis. Artinya tidak ada strategi pembelajaran yang cocok untuk semua zaman dan keadaan. Karena kehidupan anak didik juga berkembang sangat dinamis, sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, terutama kemajuan teknologi informasi.
PLPG RAYON 7 tahun 2011 sejatinya merupakan suatu strategi penguatan profesionalitas guru melalui kegiatan inti workshop dan peer-teaching. Workshop dimaksudkan untuk melatih dan membantu guru memperbaiki dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Sementara, peer-teaching ditujukan untuk melatih dan memperbaiki strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan perangkat pemebelajaran yang telah dibuat. Adapun kontennya sebenarnya sederhana, bagaimana merubah strategi pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa, dari pembelajaran yang monoton kepada pembelajaran yang menantang dan menyenangkan siswa. Intinya, PLPG 2011 memfasilitasi dan memotivasi guru untuk merubah pola pembelajarannya dari pembelajaran konvensional (didominasi oleh ceramah), kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Perjalanan PLPG 2011 yang akan memasuki tahap keempat pada pertengahan Juli 2011, menunjukkan bahwa betapa sulitnya guru merubah strategi pemebelajaran, baik dilihat pada waktu pembuatan perangkat pembelajaran maupun peer-teaching. Sebenarnya, keinginan guru untuk berubah sangat tinggi. Akan tetapi, kemampuan guru untuk merubah strategi pembelajarannya sangat rendah. Tampaknya, guru-guru (terutama guru SD) sudah terlalu lama dan sudah mendarah daging dengan pola pembelajaran konvensional. Sepertinya, guru merasa tidak puas jika tidak banyak ceramah di depan siswa.
PLPG hanya merupakan penguatan profesionalitas guru, bukan merupakan arena pengenalan materi dan strategi baru. Idealnya, dengan waktu hanya 90 jam, PLPG hanya mengasah kemampuan yang telah dimiliki oleh guru sebelumnya. Namun, kenyataannya kemampuan yang dimiliki oleh sebagian besar guru masih sangat minim, sehingga PLPG yang idealnya hanya mengasah kemampuan dan ketrampilan guru, akhirnya kembali menjadi ajang pembekalan kemampuan awal bagi guru. Lebih memprihatinkan justru hal ini dialami oleh sebagian besar guru senior, yang seyogyanya telah kaya dengan pengalamannya.
Di sisi lain, dari perjalanan PLPG 2011 tampak bahwa pola pembinaan guru di lapangan selama ini tidak bisa merubah dan mengembangkan kualitas pembelajaran guru di sekolah. Pola pembinaan guru melalui pelatihan atau sejenisnya ternyata tidak efektif untuk merubah strategi pembelajaran guru. Di tempat pelatihan guru mungkin bisa menguasai materi pelatihan, tapi, di lapangan semua kembali seperti semula seakan tidak pernah mengikuti pelatihan. Belum lagi keterbatasaan fasilitas dan sarana pembelajaran yang ada di sekolah. Ke depan perlu dicari strategi pembinaan yang berbasis pembimbingan dan pendampingan langsung di lapangan. Tentu saja, elemen-elemen pembina seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan termasuk perangkat dinas pendidikan harus mampu berperan sebagai pembimbing dan pendamping guru dalam meningkatkan profesionalitasnya di lapangan.

1 komentar:

Yth. Panitia PLPG
Propinsi Lampung

Ditengarai ada salah satu calon peserta PLPG Angkatan 7 Unila yang menggunakan ijazah palsu. Calon tersebut berinisial JP dari jurusan Akuntansi , masuk dalam Daftar peserta PLPG Angkatan 7 halaman 10.
Demi perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini, tolong informasi ini ditindak lanjuti !

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More