Majalah Eduspot

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Majalah Eduspot Majalah Pendidikan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 08 Juli 2011

BETAPA SULIT GURU MERUBAH STRATEGI PEMBELAJARANNYA


Oleh Bujang Rahman
Dekan FKIP Unila.


Salah satu sasaran Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah memperbaiki dan mengembangkan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hampir semua sependapat bahwa, mutu pendidikan bermuara pada strategi pembelajaran oleh guru. Strategi pemebelajaran itu bersifat dinamis, tidak statis. Artinya tidak ada strategi pembelajaran yang cocok untuk semua zaman dan keadaan. Karena kehidupan anak didik juga berkembang sangat dinamis, sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, terutama kemajuan teknologi informasi.
PLPG RAYON 7 tahun 2011 sejatinya merupakan suatu strategi penguatan profesionalitas guru melalui kegiatan inti workshop dan peer-teaching. Workshop dimaksudkan untuk melatih dan membantu guru memperbaiki dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Sementara, peer-teaching ditujukan untuk melatih dan memperbaiki strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan perangkat pemebelajaran yang telah dibuat. Adapun kontennya sebenarnya sederhana, bagaimana merubah strategi pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa, dari pembelajaran yang monoton kepada pembelajaran yang menantang dan menyenangkan siswa. Intinya, PLPG 2011 memfasilitasi dan memotivasi guru untuk merubah pola pembelajarannya dari pembelajaran konvensional (didominasi oleh ceramah), kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Perjalanan PLPG 2011 yang akan memasuki tahap keempat pada pertengahan Juli 2011, menunjukkan bahwa betapa sulitnya guru merubah strategi pemebelajaran, baik dilihat pada waktu pembuatan perangkat pembelajaran maupun peer-teaching. Sebenarnya, keinginan guru untuk berubah sangat tinggi. Akan tetapi, kemampuan guru untuk merubah strategi pembelajarannya sangat rendah. Tampaknya, guru-guru (terutama guru SD) sudah terlalu lama dan sudah mendarah daging dengan pola pembelajaran konvensional. Sepertinya, guru merasa tidak puas jika tidak banyak ceramah di depan siswa.
PLPG hanya merupakan penguatan profesionalitas guru, bukan merupakan arena pengenalan materi dan strategi baru. Idealnya, dengan waktu hanya 90 jam, PLPG hanya mengasah kemampuan yang telah dimiliki oleh guru sebelumnya. Namun, kenyataannya kemampuan yang dimiliki oleh sebagian besar guru masih sangat minim, sehingga PLPG yang idealnya hanya mengasah kemampuan dan ketrampilan guru, akhirnya kembali menjadi ajang pembekalan kemampuan awal bagi guru. Lebih memprihatinkan justru hal ini dialami oleh sebagian besar guru senior, yang seyogyanya telah kaya dengan pengalamannya.
Di sisi lain, dari perjalanan PLPG 2011 tampak bahwa pola pembinaan guru di lapangan selama ini tidak bisa merubah dan mengembangkan kualitas pembelajaran guru di sekolah. Pola pembinaan guru melalui pelatihan atau sejenisnya ternyata tidak efektif untuk merubah strategi pembelajaran guru. Di tempat pelatihan guru mungkin bisa menguasai materi pelatihan, tapi, di lapangan semua kembali seperti semula seakan tidak pernah mengikuti pelatihan. Belum lagi keterbatasaan fasilitas dan sarana pembelajaran yang ada di sekolah. Ke depan perlu dicari strategi pembinaan yang berbasis pembimbingan dan pendampingan langsung di lapangan. Tentu saja, elemen-elemen pembina seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan termasuk perangkat dinas pendidikan harus mampu berperan sebagai pembimbing dan pendamping guru dalam meningkatkan profesionalitasnya di lapangan.

KENAIKAN PANGKAT GURU : ANTARA HARAPAN DAN REALITA




Naik pangkat atau jabatan merupakan suatu dambaan bagi setiap guru. Dahulu, guru tidak perlu bersusah-susah mengurusi kenaikan pangkat. Jika sudah tiba waktunya, setiap empat tahun guru berhak mengajukan kenaikan pangkat. Persyaratan yang diperlukan untuk kenaikan pangkat pun sangat sederhana. Setelah persyaratan kenaikan pangkat diajukan, guru tinggal menunggu surat keputusannya dan hamper dipastikan surat keputusan tersebut turun tepat waktu.

Sejak diberlakukannyan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
jabatan fungsional guru diberlakukan sama dengan jabatan fungsional dosen. Kenaikan pangkat dan jabatan guru ditentukan dengan angka kredit. Apalagi, guru-guru yang bergolongan IVa dan IV b angka kredit yang diajukan untuk kenaikan pangkat dan jabatan mencakup karya tulis ilmiah. Dengan cara ini, seorang guru tidak bias naik pangkat jika angka kreditnya belum terpenuhi.

Apakah yang dimaksud dengan angka kredit? Angka kredit adalah satuan dari setiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Menyimak batasan angka kredit di atas, seorang guru wajib melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pendidik dengan batas tertentu sehingga yang bersangkutan mendapatkan penghargaan yang pantas atau sesuai dengan unjuk kinerjanya. Adapun butir-butir kegiatan yang wajib dilaksanakan guru agar memperoleh penghargaan kenaikan pangkat dan jabatan terdiri atas (1) pendidikan, (2) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan, (3) pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan (4) penunjang tugas guru.

Angka kredit fungsional bagi seorang guru merupakan simbol prestasi atau kinerjanya. Semakin banyak dan lengkap angka kredit yang dikumpulkannya semakin tinggi symbol prestasi kerjanya. Simbol/lambang tersebut perlu dikendalikan karena pada hakikatnya simbol/lambang tersebut mencerminkan penilaian kualitas profesional guru. Jabatan dan pangkat yang disandang seorang guru PNS mencerminkan bobot kualitas profesional seorang guru. Oleh karena itu, tidak benar kalau Guru PNS yang jabatan/pangkatnya tinggi, tetapi kualitas profesionalnya tidak berbeda dengan jenjang jabatan/pangkat guru di bawahnya.

Sebenarnya kenaikan pangkat/jabatan guru dengan cara seperti ini akan lebih banyak positifnya daripada negatifnya. Bagi guru yang memiliki kompetensi yang bagus, berdedikasi tinggi, aktif, kreatif, dan inovatif memandang bahwa cara seperti ini adalah cara yang tepat bagi dirinya untuk pengembangan kariernya. Guru bisa berkompetisi dengan yang lainnya dan bisa naik pangkat tanpa harus menunggu empat tahun. Tetapi, bagi guru yang tidak aktif dan kreatif memandang cara seperti ini adalah cara yang kurang tepat. Mereka akan terhambat kenaikan pangkatnya karena tidak mencapai angka kredit yang ditentukan.

Unsur yang dinilai dalam angka kredit untuk kenaikan pangkat atau jabatan terdiri atas unsur utama dan penunjang. Nilai angka kredit komulatif minimal yang harus dipenuhi untuk unsur utama paling kurang 90%, sedangkan unsur penunjang paling banyak 10%. Seorang guru tidak bisa naik pangkat jika tidak meeuhi syarat minimal tersebut. Contoh, kebutuhan angka kredit bagi guru pertama golongan IIIa dengan angka kredit 100 yang akan mengajukan kenaikan pangkatnya ke golongan IIIb dengan angka kredit 150. Angka kredit yang dikumpulkannya sebanyak 50 yang terdiri atas unsur utama minimal 45 (90%) dan unsur penunjang maksimal 5 (10%).


Rincian unsur utama dan unsur penunjang yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut. Unsur utama terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) pendidikan, meliputi pendidikan formal dan diklat prajabatan (2) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan (3) pengembangan keprofesian berkelanjutan. Unsur penunjang tugas guru terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) memperoleh gelar/ijazah yang tidak relevan, (2) memperoleh penghargaan/tanda jasa, dan (3) melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru. Guru dapat naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi disamping memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan, juga harus memenuhi jumlah minimal angka kredit yang diwajibkan dari subunsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, yang meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.

Unsur utama yang ketiga yaitu pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah unsure yang paling banyak ragamnya. Unsur ini terdiri atas pengembangan diri, meliputi diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Unsur publikasi ilmiah meliputi hasil penelitian atau gagasan inovatif dan buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru. Unsur karya inovatif meliputi menemukan teknologi tepat guna, menemukan /menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga, dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.

Peraturan Menegpan dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun 2009 serta Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN No.03/V/PB/2010 dan No.14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya berintikan hal-hal berikut ini. Peraturan tersebut mengatur tentang empat jabatan fungsional guru (pertama, muda, madya, dan utama). Guru akan dinilai kinerjanya dan wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) setiap tahun. Beban mengajar guru 24 – 40 jam tatap muka per minggu atau membimbing 150 konseli per tahun. Jumlah angka kredit yang diperoleh guru, tergantung pada hasil penilaian kinerjanya dan PKB (sistem paket). PKB harus dilaksanakan sejak golongan III/a melalui pengembangan diri. Sejak golongan III/b dilakukan bersama dengan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. Penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun. Nilai kinerja guru dikonversikan ke dalam angka kredit yang harus dicapai (125%, 100%, 75%, 50%, 25%). Peningkatan karier guru ditetapkan melalui penilaian angka kredit oleh tim penilai.

Berapa banyakkah kebutuhan angka kredit guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan? Berdasarkan Permennegpan & RB No.16/2009 pasal 12, jenjang jabatan fungsional guru adalah sebagai berikut. Jabatan fungsionalnya terdiri atas empat jenjang yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Adapun berdasarkan urutan kepangkatan dan golongan guru sama dengan PNS lainnya dari golongan IIIa dengan pangkat peñata muda sampai dengan golongan IVe dengan pangkat pembina utama. Angka kredit terendah golongan IIIa (penata muda)=100, IIIb (piñata muda Tk I)=150, IIIc (piñata)=200, IIId (peñata Tk I)=300, IVa (Pembina)=400, IVb (Pembina Tk I)=550, IVc (Pembina utama muda)=700, IVd (Pembina utama madya)=850, IVe (pembina utama)=1050. Guru golongan IIIa atau dengan pangkat piñata muda akan naik ke golongan IIIb atau dengan pangkat piñata muda Tk I membutuhkan angka kredit 50 dan begitu pula jika akan naik ke golongan IIIc atau dengan pangkat peñata. Penjelesan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kenaikan golongan seorang guru semakin banyak angka kredit yang dibutuhkannya.

Bisakah guru pertama golongan IIIa mencapai jabatan fungsional guru utama golongan IVe? Peraturan di atas diberlakukan antara lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Semakin tinggi jabatan guru berarti semakin berkualitas seorang guru tersebut dan hal ini antara lain dihargai dengan kenaikan pangkat/golongannya. Seorang guru yang sudah puluhan tahun mengabdi, tetapi tidak pernah naik pangkat menunjukkan bahwa guru tersebut kurang berkualitas. Sebaliknya, seorang guru yang belum lama mengabdi dan kenaikan pangkat/golongannya sudah tinggi menunjukkan bahwa seorang guru tersebut berkualitas. Untuk itu, bagi guru yang berorientasi pada pengembangan karier tidak akan sulit untuk bisa mencapai golongan yang tertinggi.

Sampai dengan saat ini, guru golongan IIIa sampai dengan IIId yang akan naik pangkat ke golongan yang lebih tinggi belum diwajibkan menyusun karya tulis ilmiah. Persyaratan publikasi ilmiah selama ini hanya diberlakukan bagi guru yang akan naik pangkat dari golongan IVa, IVb, IVc, dan IVd. Tetapi, pada tahun depan persyaratan tersebut akan diberlakukan pada guru golongan III. Kenaikan pangkat guru dari golongan IIIb ke golongan yang lebih tinggi wajib menyertakan publikasi ilmiah. Bagi guru yang bergolongan IIIa yang akan naik ke golongan IIIb cukup memenuhi unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui pengembangan diri.

Berdasarkan tuntutan di atas, guru tidak bias berpangku tangan seperti dahulu, mengajar, mengajar, dan mengajar kemudian naik pangkat. Ke depan, guru tidak bias lagi memastikan bahwa ketika pensiun berada pada golongan berapa. Peraturan kenaikan pangkat akan berubah sewaktu-waktu dan semakin ke depan semakin bertambah tuntutannya. Guru perlu gigih bekerja, memburu unsure utama dan unsure penunjang agar terpenuhi angka kreditnya untuk kenaikan pangkat. Sekarang ini adalah era kompetisi dan dan oleh karena itu guru pun harus bertindak cermat, cepat, dan tepat. Tanpa upaya seperti itu, jangan berharap guru bias naik pangkat.

Benarkah banyak guru yang tertunda naik pangkatnya? Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkannya? Bagaimanakah kiatnya agar guru bisa cepat naik pangkat? Melalui rubric ini akan diungkap lebih jauh hal-hal yang bertemali dengan beberapa pertanyaan di atas.

10 Temuan Teknologi yang Akan Mengubah Hidup Kita

Prediksi itu beresiko, apalagi bila berhubungan dengan masa depan. Prediksi yang dimaksud adalah adanya penemuan teknologi yang sedang dikerjakan secara coba-coba saat ini, tetapi akan bisa mengubah bentuk kehidupan kita di masa depan – apalagi jika teknologi itu dikerjakan dengan keseriusan penuh. (Lamont Wood)

1. Perpustakaan digital
Terkoneksi secara total bisa menjadi tidak berarti jika semua yang didapatkan oleh Wikimuers di internet adalah foto-foto panas artis Ayu Azhari, misalnya. Hehehe. Akan tetapi, digitalisasi semua pekerjaan manusia yang terakumulasi sudah diproses dengan cepat sekarang ini. Semua jalur MIT sekarang sudah online dan jika Anda belum pernah melakukannya, cek di Google Book Search. Akan tiba suatu masa bagi kita ketika setiap pertanyaan yang faktual akan dapat langsung dijawab dengan segera, secara online. Namun sayangnya, pertanyaan-pertanyaan Anda di internet biasanya selalu yang gampang-gampang saja, jadi tidak sebanding dengan kecanggihannya.

2. Terapi gen atau sel utama
Beberapa penyakit pada kenyataannya diwariskan secara turun-temurun—penyakit-penyakit tersebut berada di dalam gen-gen. Akan tetapi, para ilmuwan bekerja untuk mengubah gen-gen itu dan menyiasati sel yang cacat agar mengalami pertumbuhan yang benar. Barangkali, suatu masa kelahiran yang cacat akan bisa dianggap sebagai penyakit radang paru-paru biasa, bukan suatu hal yang berat.

3.Pengembangan secara luas internet nirkabel
WiMAX (worldwide interoperability for microwave access atau jaringan mendunia dengan kemampuan bertukar informasi secara cepat dan baik dengan akses gelombang mikro), 3G (3rd generation), 4G (4th generation) dll. adalah teknologi yang mengacu pada suatu sistem internet nirkabel yang menyebar. Semua menjadi terhubung secara online ke mana-mana, sepanjang waktu, dan berkesinambungan. Hal tersebut menyiratkan kemungkinan adanya hubungan atau koneksi secara penuh antara dua alat secara acak. Anda ingin memeriksa atau mematikan alarm di pintu rumah dari telepon genggam? Itu akan menjadi gampang, lebih mudah daripada melepaskan colokannya secara konvensional.

4. Robot yang bisa berjalan
Tanda-tanda tantangan DARPA terbaru berupa mobil-mobil robot yang memenuhi jalan-jalan di pinggiran kota sudah akan muncul. Mengapa harus mengendarai mobil yang Anda jual untuk memenuhi pesanan pelanggan kalau Anda bisa mengirimkan mobil tersebut? Kita mungkin akan melihat iring-iringan truk-truk robot (residents official board of technology) atau pekerja rumah tangga hasil teknologi (bukan manusia) di jalan raya. Bisa jadi truk-truk robot tersebut akan lebih diterima di gudang-gudang untuk menangani pekerjaan antar-jemput setiap harinya.

5. Sel surya yang lebih baik dan murah
Ongkos sebuah kumpulan sel fotovolta yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik sedang mengalami masa keruntuhan. Dalam masa kurang dari sepuluh tahun, ongkos energi matahari bisa menjadi sebesar ongkos listrik di dalam jaringan listrik, dan sel surya akan menjadi salah satu fitur standar di dalam konstruksi sebuah rumah baru. Rumah Anda akan bisa memberi tenaga untuk dirinya sendiri sekitar sepertiga waktu—di mana pada umumnya ilmu pengetahuan tidak bisa berbuat banyak pada malam hari dan di saat cuaca buruk.

6. Komputerisasi berdasarkan pada lokasi-lokasi di bumi
Daripada mengelik satu ikon di layar browser, lebih baik Anda berjalan ke luar rumah, mengarahkan ponsel Anda ke salah satu bentuk tiga dimensi (misalnya sebuah gedung pusat bisnis). Klik ponsel dan dengan seketika Anda mendapat informasi perihal apa saja mengenai tempat yang dituju oleh ponsel Anda tersebut dengan melakukan lompatan melalui beberapa situs web. Seperti juga server-server dengan alamat internet (IP = internet protocol address), akan ada juga server-server dengan koordinat-koordinat permukaan bumi sebagai pengganti IP Address.

7. Alat cetak desktop tiga dimensi
Daripada harus ke toko untuk membeli perkakas yang dibutuhkan, lebih baik Anda mengunduh sebuah rancangan perkakas pilihan kita lalu mewujudkannya di dalam sebuah alat cetak desktop tiga dimensi. Langkah selanjutnya adalah Anda mendesain sendiri perkakas-perkakas, mem-posting desain-desain tersebut, menjualnya, dan seterusnya. Usaha rumah tangga dalam bidang pembuatan mainan anak-anak, peralatan dapur, dan barang kerajinan penghias rumah, yang sering dianggap remeh, sekarang akan menjadi raja!

8. Penegakan hukum Moore
Hukum Moore yang dinyatakan oleh salah satu pendiri Intel, Gordon Moore, pada 1965 menyiratkan bahwa kompleksitas sebuah mikroprosesor—peningkatan jumlah penggunaan transistor pada keping IC (integrated circuit)—akan meningkat dua kali lipat tiap 18 bulan sekali.
Namun, sedikitnya 20 tahun terakhir para pakar sudah menyingkirkan rintangan hukum tersebut dan industri chip sedang menghancurkan penghalang-penghalang itu. Perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan Hukum Moore semakin tidak relevan. Hal ini semakin nyata setelah Intel secara resmi memulai arsitektur prosesornya dengan code Nehalem. Prosesor ini akan mulai menerapkan teknik teknologi nano dalam pembuatan prosesor sehingga tidak membutuhkan waktu selama 18 bulan untuk melihat peningkatan kompleksitas, tapi akan lebih singkat.
Saat ini para pakar tersebut tidak setuju jika Hukum Moore membuat puluhan tahun terlewati begitu saja. Namun, apabila dihubungkan dengan tingkat kehandalan teknologi komputerisasi saat ini, tampak jelas kalau kita sudah melihat banyak hal.
9. Terapi kesehatan dengan clonning
Lupakan cerita-cerita tentang produksi kopi/salinan dari domba-domba atau manusia. Secara keseluruhan gagasan di balik pengklonan adalah pertumbuhan organ/bagian tubuh pengganti atau jaringan di mana tubuh akan melihat tidak ada alasan untuk menolak organ/jaringan baru tersebut. Organ tubuh yang mengalami kerusakan atau diserang kanker bisa digantikan dengan organ yang baru sehingga bagian yang baru tersebut sudah terbebas dari penyakit yang diderita sel induknya.

10. Ekonomi hidrogen
Daripada minum dengan rakus minyak yang harus diimpor sehingga kita dikuasai oleh para penyuplai minyak, kenapa kita tidak membalikkan kembali air ke dalam hidrogen dan membakarnya (atau menggunakan pengisi sel bahan bakar). Sementara itu, satu-satunya hasil dari pembakaran hidrogen adalah lebih banyak lagi air! Suatu sirkulasi yang menguntungkan. Meskipun demikian, penyimpanan hidrogen menjadi suatu isu yang tajam karena kepadatannya yang rendah, dan hidrogen bisa jadi akan menggantikan ekonomi minyak yang sudah ada. (Sumber: WIKIMU.COM)

PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dalam Membangun Karakter Anak Didik

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah tulang punggung kemajuan suatu negara, menentukan tinggi rendahnya derajat dan kedudukan bangsa. Pendidikan yang benar dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral dan memiliki etos kerja dan inovasi karya yang tinggi. Seluruh negara-negara maju sungguh telah meletakkan kebijakan pendidikan pada posisi terdepan: mendukung, mengawal dan terus memperbaiki sistem pendidikan bagi rakyatnya.
Pendidikan memikul beban amanah yang sangat berat, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba , yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya yakni “khilafah fil ardl”. Oleh karena itu pendidikan berarti merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai: makhluq yang: beriman, berfikir, dan berkarya untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya.
PENDIDIKAN adalah tanggung jawab bersama. Setiap kita bertanggung jawab terhadap pendidikan bangsa ini. Tidak hanya bagi mereka yang terjun di lembaga pendidikan formal seperti guru, dosen dan sebagainya, tapi semuanya. Pemahaman ini yang harus tertanam terlebih dahulu. Pendidikan tidak sama dengan sekolah. Cakupannya luas tak terbatas .Sekolah hanya satu bagian kecil dari sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya terpaku pada transfer materi dari guru ke murid. Pendidikan harus utuh dan menyeluruh, meliputi semua aspek dalam kehidupan seorang muslim. Pendidikan harus berorientasi pada terbentuknya individu-individu yang memiliki karakter /jati diri (kepribadian) yang syaamil (lengkap, utuh - menyeluruh). Kepribadian yang utuh dan menyeluruh inilah yang saat ini tengah hilang dari kehidupan banyak masyarakat yang mengaku beragama Islam.
Seorang pemikir Islam sekaligus juru bicara gerakan Ikhwanul Muslimin di dunia barat bernama Asy-Syaikh Kamal Halbawy pernah mengutarakan hasil pengamatannya terhadap kondisi umat Islam di penghujung abad 20 menjelang memasuki abad 21. Salah satu di antara tujuh fenomena yang digarisbawahi olehnya ialah Dhoyya al-Hawiyyah al Humayyizah (hilangnya kepribadian istimewa) di kalangan kaum muslimin.Ia berpendapat bahwa di era globalisasi ini sebagian kaum muslimin tidak utuh dalam menampilkan karakter (kepribadian) Islam.
UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang di dalam Pasal 28B Ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan Pasal 31 Ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, Depdiknas sebagai penanggungjawab pendidikan nasional mempunyai visi sebagai berikut. ”Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif” Untuk mewujudkan visi pendidikan transformatif tersebut Depdiknas telah menetapkan misinya yaitu: “ Mewujudkan Pendidikan yang Mampu Membangun Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif dengan Adil, Bermutu, dan Relevan untuk Kebutuhan Masyarakat Global”
Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang strategis dalam pencapaian misi pendidikan nasional, karena dalam pendidikan agama Islam yang sebenarnya terkandung makna yang dalam tentang hidup dan kehidupan. Islam adalah Minhajul Hayah (Way of Life). Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk memberikan bekalan yang kokoh kepada peserta didik tentang hidup dan kehidupan.

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Dari sekian banyak aliran filsafat yang memberikan pijakan akan hakikat pendidikan, penulis meyakini bahwa Islam merupakan pijakan yang paling kokoh, karena bersandar pada nilai-nilai kebenaran mutlaq (Wahyu). Filsafat Pendidikan Islam memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
Pendidikan merupakan sebuah proses pemberdayaan manusia untuk membangun suatu peradaban yang bermuara pada wujudnya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin.
Hakikat Pendidikan Islam adalah mengajarkan, mengasuh, melatih, mengarahkan, membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik dalam rangka menyiapkan mereka merealisasikan fungsi dan risalah kemanusiaannya di hadapan Allah SWT: yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dan menjalankan misi kekhilafahnnya di muka bumi sebagai makhluk yang berupaya memakmurkan kehidupan dalam tatanan hidup bersama dengan aman, damai dan sejahtera. Kongres se-Dunia ke II tantang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad, merumuskan bahwa: ” Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (inteletual), diri manusia yang rasional; perasaan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya menacakup pengem,bangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spritual, intelektual, ianajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif; dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaiakn dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketudukan yangsempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia”. Oleh karena itu pendidikan seharusnya diarahkan kepada upaya ma’rifah terhadap Allah SWT dalam upaya mengokohkan tali hubungan denganNya sebagai Rob, Pencipta, Pemelihara dan Penguasa alam raya, dan kemampuannya meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama makhluk di alam fana ini guna bersama merealisasikan dan menigimplementasikan nilai-nilai ilahiyah sehingga tercipta kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama dan semua.

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a) Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan diri; Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk Allah yang dapat dididik dan dapat mendidik. Potensi itu ada dengan adanya pemberian Allah berupa akal-pikiran, perasaan, nurani, yang akan dijalani manusia baik sebgai makhluk individu maupun sebagai makhluk yang bermasarakat. Potensi yang besar tidak akan bisa kita manfaatkan jika kita tidak berusaha untuk mengaktifkan, mengembangkan dan melatihnya. Hal itu membutuhkan sebuah proses yang akan memakan waktu, tenaga bahkan biaya, tetapi mengingat potensi yang luar biasa yang kita akan raih hal itu tidak ada artinya apa-apa. Jadi pendidikan adalah proses untuk mengembangakan potensi diri.
b) Pendidikan Islam; pendidikan yang bebas; Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan berkehendak dan berbuat yang diberikan Allah kepada manusia, kebebasan ini tentunya terikat dengan hukum syara’. Kebebasan disini berarti manusia bebas memilih prosesnya masing-masing dari prinsip ini seorang pendidik tidak bisa memaksa anak didik untuk menentukan pilihan yang harus dijalani anak didik. Pendidik hanya mengarahkan kemana potensi yang dominan yang bisa dikembangkan oleh peserta didik tersebut.
c) Pendidikan Islam penuh dengan nilai insaniah dan ilahiyah; Agama Islam adalah sumber akhlak, kedudukan akhlak sangatlah penting sebagai pelengkap dalam menjalankan fungsi kemanusiaan di bumi. Pendidikan merupakan proses pembinaan akhlak pada jiwa. Meletakkan nilai-nilai moral pada anak didik harus diutamakan. Nilai-nilai ketuhanan harus dikedepankan, pendidikan Islam haruslah memperhatikan pendidikan akhlak atau nilai dalam setiap pelajaran dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi dan mengutamakan fadhilah dan sendi moral yang sempurna .
d) Prinsip Keseimbangan hidup; Dalam pendidikan Islam prinsip keseimbangan meliputi; (i). Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, (ii). Keseimbangan antara kebutuhan jasmanai dan rohani, (iii). Keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial, (iv). Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal. Prinsip ini telah ditegaskan dalam al-Qur'an (Al-Qashas;77); ‘ dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan kepadamau (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jaganlah kamu melupakan kebahagiaan dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…’
e) Prinsip Persamaan; Kesempatan belajar dalam Islam sama antara laki-laki dan perempuan, oleh karena itu kewajiban untuk menuntut ilmu juga sama. Sistem pendidikan tidak mengenal perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang orang itu jika dia mau menuntut ilmu. Semua punya potensi yang sama untuk di didik dan punya kesempatan yang sama untuk memproses diri dalam pendidikan.
f) Prinsip seumur hidup, sepanjang masa; Pendidikan yang dianjurkan tidak mengenal batas waktu, tidak mengenal umur. Seumur hidup manusia harunya terdidik, mulai dari lahir sampai ke liang lahat. Seluruh kehidupan kita digunakan sebagai proses pendidikan, sebagai proses untuk menjadi hamba yang baik, menjadi insan kamil.
g) Prinsip Komprehensif/Menyeluruh. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang utuh, seluruh dimensi yang ada dalam diri manusia tak luput dari perhatian pendidikan Islam. Pendidikan Islam meliputi pendidikan: a. Pendidikan Keimanan (aqidah), b. Pendidikan Moral (Akhlaq), c. Pendidikan Fisik, d. Pendidikan intelektual, e. Pendidikan Psikis, f. Pendidikan Sosial, g. Pendidikan seksual

PERAN STRATEGIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selama ini pendidikan agama dianggap belum mampu secara efektif memainkan perannya sebagai penegak sendi-sendi moralitas dalam diri individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan itu di antaranya disebabkan oleh kecenderungan pendidikan agama yang bersifat normatif dan tekstual, yang lebih menekankan pada proses pewarisan agama daripada menjadikan anak didik dapat mencari pengalaman keberagamaan, serta terpenuhinya diri anak didik dengan nilai-nilai moralitas-spiritualitas agamanya Pendidikan agama ‘berjalan ditempat’, berlangsung dengan metode dan pendekatan yang monoton, kurang relevan dan aktual bila dikaitkan dengan berbagai fenomena dan persoalan yang ada dan dihadapi oleh individu, keluarga dan masyarakat.
Padahal, Pendidikan Agama Islam sesungguhnya dapat memainkan peran yang strategis. Peran Pendidikan Agama Islam antara lain :

1. Membentuk sikap dan kepribadian yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip nilai keilahiyahan. Dengan aqidah yang benar, seorang muslim akan mampu menunjukkan sikapnya yang tegar, tsabat, istiqomah dan selalu berfihak dan membela al Haq.
2. Memompa semangat keilmuan dan karya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu berfikir dan berkarya. Doktrin Islam adalah: ”sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling memberi manfaat bagi orang lain”
3. Membangun karakter/pribadi yang saleh : selalu menegakkan nilai-nilai dan praktek ibadah. Pendidikan agama Islam mendidik dan mendisiplinkan pemeluknya untuk selalu taat beribadah kepada Allah SWT. Dengan perilaku ibadah yang bersih, niscaya akan terbentuk karakter muttaqien, selalu menjauhi perilaku negatif dan destruktif
4. Membangun Sikap Peduli: Islam selalu mengajarkan sikap peduli kepada orang lain, hewan dan lingkungan. Sikap peduli akan melahirkan sikap yang selalu membangun dan memecahkan segala permasalahan sosial.
5. Membentuk pandangan yang visioner, berfikir, bekerja dan bertindak untuk kepentingan masa depan.

Dengan prinsip dan peran strategis tersebut, Pendidikan Agama Islam dapat berperan dan berfungsi efektif bagi pembangunan karakter bangsa, terutama dalam konteks zaman pembangunan bangsa di masa kini. Pendidikan Agama Islam sangat relevan untuk menghidupkan pembangunan demokrasi, pemberantasan korupsi, pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi kerakyatan, pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan jatidiri dan budaya bangsa, kepemimpinan, hak azasi, perlindungan dan pemberdayaan kaum perempuan, penekanan tingkat kriminalitas, pemeliharaan lingkungan, peningkatan toleransi dan keberagaman.


PENUTUP
Pendidikan Islam pada intinya adalah bertujuan mengembangkan potensi fitrah manusia agar berkembang secara optimal, sehingga kelak si peserta didik dapat menjalankan amanah penciptaannya, yaitu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Menjadi khalifah artinya menjalankan misi kepemimpinan dan pemeliharaan akan hidup dan kehidupan di atas muka bumi agar tercipta masyarakat yang adil, aman dan sejahtera.
Pendidikan Islam pada dasarnya berpijak pada pesan dan nilai dasar yang terkandung dalam AlQur’an dan Hadis Nabi, untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan yang berisi kemakmuran dan kesejahteraan, ketertiban dan perdaiaman, keagungan budaya. Pendidikan Agama Islam bermuara kepada terbentuknya rahmatan lil ‘alamin. WaLlahu a’lam

PENANAMAN KEMBALI PENDIDIKAN BERKARAKTER





Tujuan pendidikan nasionl yamg tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”, secara jelas telah menerangkan akar pendidikan Indonesia. Namun akhir-akhir ini nampaknya tujuan itu mulai terkikis. Lihatlah bukti berbagai macam tindakan anarki yang dilakoni masyarakat, mulai dari tindak kekerasan, pemaksaan kehendak hingga tindak pidana korupsi yang telah mengakar dan membudidaya.

Hal inilah yang mulai menggelitik dunia pendidikan saat ini. Dari situ muncul berbagai macam pertanyaan mengenai apa saja penyebabnya? Sudah gagalkah pendidikan kita? Bagaimana dengan pendidikan berkarakter yang digembor-gemborkan pemerintah? Masihkan hal itu diperlukan? Nah, untuk menjawabnya tim EDUSPOT telah mewawancarai pakar pendidikan Lampung, bapak Prof. Dr. Bambang Sumitro, M.S. Berikut adalah hasil wawancaranya.

Menurut dosen jrusan Ilmu Pendidikan FKIP, UNILA ini, pendidikan berkarakter adalah pendidikan yang membentuk karakter peserta didik sesuai dengan karakter bangsa, yaitu karakter yang mencerminkan manusia Pancasilais: manusia yang berbudi pekerti luhur, bermoral dan berakhlak mulia.

Sejatinya, pendidikan berkarakter memang bukan barang baru dalam dunia pendidikan. Hal ini bahkan sudah ada sejak pendidikan diajarkan pertama kali. Hal ini telah ditanamkan pada siswa sejak pertaama kali ia mengenyam pedidikan secara formal, bahkan sejak ia mulai berkomunikasi dengan orang lain.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan berkarakter semakin terlupakan. Saat ini, pendidikan lebih menekankan aspek pengetahuaan, pengertian dan keterampilan berfikir atau lebih dikenal dengan aspek kognitif. Porsi pendidikan afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri), dan psikomotor (aspek keterampilan motorik) belum terjamaholeh sebagian besar pendiidk di negeri ini. Padahal aspek-aspek inilah pembentuk jati diri bangsa yang saling berkaitan satu sama lain.

“Zaman sekarang, mana ada lagi pendidikan budi pekerti?” tutur ketua program Paska Sarjana FKIP ini.

Pak Bambang menilai bahwa pendidikan budi pekerti yang merupakan pendidikan konkret dalam pembentukan karakter bangsa telah digantikan oleh pendidikan agama. Di sekolah sudah tidak ada lagi mata pelajaran khusus yang membahas hal tersebut. Hingga, pada kenyataannya pendidikan agama hanya menitikberatkan pada penanaman syariat agama. Padahal pendidikan agama dapat menggantikan pendidikan budi pekerti jika pendidikan agama lebih menekankan pada akhlak. Hanya sedikit porsi akhlak yang diberikan oleh para guru. Contohnya saja guru pendidikan agama Islam hanya mengajarkan cara sholat atau berwudhu yang baik sesuai syareat namun Ia kurang mendidik makna akhlak dibalik sholat atau wudhu itu sendiri. Sehinga upanya pendidikan agama pun masih gagal.

“Namun bukan berarti saya menyalahkan lulusan pendidikan agama. Tetapi kenyataannya memang penerapan akhlaknya sangat kurang!” tambah pak Bambang.

Karenanya, diperlukan langkah konkret dari pemerintah dalam menggalakkan kembali pendidikan berkarakter untuk semua peserta didik. Langkah ini tidak hanya dimulai oleh komponen pendidikan dan pemerintah saja, namun oleh seluruh lapisan masyarakat juga, karena pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan peserta didiknya dan budaya yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sehingga kalaupun ada kendala dan hambtan, hal ini justru akan semakin memperkuat pembentukan karakter bangsa.

Sementara itu menurut pak Bambang, penerapan pendidikan berkarakter di lingkungan kampus FKIPmasih kurang. Hal ini dikarenakan mahasiswa masih terbawa oleh lingkungan pendidikan yang kurang membentuk karakter mahasiswa secara tepat yaitu sebagi calon pendidik. Sejatinya mahasiswa tidak harus diberitahu bagaimana pekerti yang baik dalam proses pembelajaran. Apalagi mahasiswa FKIP sebagai calon guru dituntut untuk mampu menerapkan budi pekerti ini kedalam dirinya dan menjadi cerminan saat ia mendidik nantinya. “Saya tidak pernah mengajari mahasiswa saya untuk cium tangan saat bertemu, tapi hal ini mereka sadari dengan sendirinya. Ini yang menandai bahwa dia mahasiswa FKIP, walaupun hanya segelintir mahasiswa yang melakukannya” imbuhnya.

Idealnya pendidikan budi pekerti di perguruan tinggi memang tidak dibuat dalam satu mata kuliah khusus namun disiipkan pada setiap mata kuliah. “Ambillah 5 menit diawal atau diakhir perkuliahan” imbuh pak Bambang diakhir wawancara.

Jika hal ini mampu diwujudkan degan benar maka tujuan pendiidkan nasional akan mampu berdiri tegak dan tercermin dalam setiap pribadi bangsa yang akan mencerminkan jai diri bangsa dalam kancah Internasional.

Pendidikan berkarakter di FKIP

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Dekan FKIP menegaskan bahwa pendidikan berkarakter di FKIP akan diinternalisasikan dalam Perkuliahan Berbasis Pendidikan Berkarakter yang meliputi Pembelajaran Terintegrasi. Program ini bertujuan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan berkarakter seperti kejujuran, tata karma, demokrasi, menghargai orang lain, dan cinta lingkungan kedalam setiap mata kuliah yang dijalani oleh mahasaiswa yang sejalan dengan motto FKIP yaitu Kampus Edukatif-Inovatif yang Relijius,

Dekan juga menjelaskan bahwa pendidikan berkrakter tidak bisa berdiri sendiri artinya tidak bisa dijadikan mata kuliah sendiri sama seperti mata kuliah lain. Jika berdiri sendiri maka hasilnya akan mubazir karena pembentukan karakter mahasiswanya tidak hanya tanggung jawab dari satu dosen yang mengajar pendiidkan berkarakter, tetapi semua dosen wajib turut serta.

Nantinya pendidikan berkarakter akan tercermin dari setiap proses belajar mengajar. Contohnya saat dosen Kewarganegaraan mengadakan diskusi, maka dosen tidak hanya menilai substansi dari diskusi itu, tetapi juga melihat bagaimanakah mahasiswa dapat menghargai orang lain, menyampaikan pendapat dan meneraplkan budi pekerti yang baik. Sehingga akan tercipta penanaman karakter mahasiswa yang sesuai dengan hakekat pendidikan. Mahasiswa dan dosen akan saling menginternalisasikan nilai mata kuliah tersebut, tidak hanya mentrasfer ilmu pengetahuan saja.

“Program ini masih dipersiapkan secara matang. Sudah tercakup sekitar 46 butir nilai yang harus terintegrasi. Tinggal tunggu launching-nya saja.” tutur Dekan menutup wawancara.

Dari ‘Sincung’ hingga SMA YP Unila





Dahulu YP Unila adalah sekolah milik China atau yang dikenal dengan istilah sincung, yang merupakan aset Negara. Sekolah ini kemudian digunakan oleh Universitas Lampung (Unila) pada saat Unila belum tersentral. Namun, begitu pemerintah sudah mencanangkan Unila, daripada gedung sekolah itu tidak berfungsi, dibuatlah Yayasan Pendidikan Unila.

Ketika ditemui di ruangannya pada Selasa (11/1), Kepala SMA YP Unila, Pitoewas, menuturkan sekolahnya itu sudah 29 tahun berdiri. Bangunan-bangunan yang ada dahulu kini sudah tidak ada lagi. Bangunan-bangunan itu pun diperbaiki dengan bentuk-bentuk yang berpenampilan modern.
Hingga kini SMA YP Unila sudah delapan kali berganti kepala sekolah. Kepala SMA YP Unila kini dijabat oleh Pitoewas. Syarat untuk menjadi kepala SMA YP Unila yakni harus merupakan dosen Unila. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan supaya kepala sekolah (kepsek) yang dimaksud memunyai ikatan psikologis, kebatinan, dengan sekolah.
Untuk mencapai visi sekolah, yakni unggul dalam prestasi, sekolah harus berbenah dalam infrastruktur. Selain itu, perlu diciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas. Karena itu, Pitoewas memasangkan LCD dan proyektor di setiap kelas. Setiap sudut sekolah pun dipasangi hotspot sehingga peserta didik dapat bebas mengakses internet. Bahkan, semua kelas dipasangi air conditioner (AC). Bentuk dan warna gorden di setiap kelas pun sama dengan gorden di ruangan kepsek.
Di samping itu, karena sekolah ingin menciptakan suasana belajar yang aman, setiap kelas dipasangi closed circuit television (CCTV). Suasana belajar pun nyaman dan menyenangkan dengan adanya AC dan liquid crystal display (LCD), sehingga anak tidak seperti di dalam penjara.
Ia pun menunjuk sebuah bangunan di sayap kiri sekolah yang sedang dalam pengerjaan. Menurutnya bangunan itu hanya ada di SMA YP Unila dan dibutuhkan miliaran rupiah untuk membangunnya. Ia menceritakan kini banyak mahasiswa dari Fakultas Teknik Unila yang meneliti bangunan itu. Mereka menelitinya karena gedung itu dibangun tanpa menggunakan batu bata, tetapi dengan styrofoam, sejenis material yang kini mulai dikembangkan sebagai bahan bangunan. Meskipun demikian, kekuatannya tiga kali lipat daripada menggunakan batu bata.
Menurut Wakil Kepala SMA YP Unila Bidang Kesiswaan, Haria Etty, bangunan itu merupakan bangunan antigempa. Bangunan itu nantinya akan dipergunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler siswa, seperti berlatih menari, berlatih menyanyi, dan teater. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bangunan itu juga bisa digunakan untuk rapat guru.
Di samping memiliki fasilitas yang menunjang, SMA YP Unila juga memiliki banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik, mulai dari tingkat daerah hingga tingkat nasional. Beberapa gelar juara pernah diraih sekolah ini, di antaranya juara III karya ilmiah tingkat nasional yang diadakan Departemen Pendidikan (sekarang Kementerian Pendidikan, red). Beberapa waktu lalu SMA YP Unila meraih gelar juara I lomba nasyid se-Provinsi Lampung. “Juni nanti grup nasyid SMA YP Unila akan berangkat ke Bali untuk mengikuti lomba nasyid tingkat nasional yang diadakan Kementerian agama,” tambah Etty.
Kepala SMA YP Unila pun menuturkan sekolahnya kini menjadi sentral semua kegiatan se-Bandarlampung, mulai dari kegiatan latihan ujian hingga ujian sekolah. Menurut dia, dahulu sekolahnya tidak diperhatikan oleh masyarakat, tetapi sekarang diperebutkan oleh masyarakat. “Sekolah kami mulai diperhitungkan masyarakat. Mendirikan sekolah itu sama dengan berdagang. Kalo jualannya bagus, berkualitas, puas, masyarakat akan beli lagi. Kata kuncinya, tertib! Kalo enggak tertib, nonsense. Peraturannya juga diterapkan. Semua guru atau siswa yang terlambat, tidak boleh masuk,” kata dia.
Pitowas menuturkan, ke depan, ketertiban itu akan terus dipertahankan, demikain pula dengan prestasi yang diraih. Harapannya, kualitas tenaga pengajar dapat lebih tinggi lagi.


Visi SMA YP Unila:
Unggul dalam prestasi, imtak, dan iptek serta menjadi SMA terkemuka di Kota Bandarlampung pada 2015
Misi SMA YP Unila
1. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan yang efektif dan efisien
2. Meningkatkan disiplin segenap warga sekolah sehingga terwujud sekolah yang kondusif
3. Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler
4. Meningkatkan kreativitas siswa menuju sekolah berstandar nasional
5. Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik menuju kepada tersedianya bahan ajar pada setiap mata pelajaran
6. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menuju kepada sekolah yang berbasis ICT
7. Mengembangkan sarana dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, dan komunikasi internal eksternal
8. Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan
9. Menumbuhkan budaya malu, budaya maju, dan budaya tertib.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More